Marco's Entry

Senin, 21 Juli 2014

Jaringan Komputer dan Komunikasi Data 8

Tabel Routing

Buatlah topologi jaringan dengan jumlah router 2 digit dari belakang tahun masuk kuliah, dan jumlah host 2 digit dari belakang nim!!
Jadi jumlah router diambil dari tahun masuk yaitu 10 (sepuluh buah router)
dan jumlah host  untuk jaringan diambil dari nim masuk kita tapi hanya dua digit terakhir jadi angkanya 41
Jadi kalo jumlah host yang diminta 41 maka kita harus mencari jumlah netmask yang cocok. Host address pada kelas c terdiri dari 8 bit: 11111111 = 255. Yaitu 128+64+32+16+8+4+2+1 = 255.
jika kita menjumlahkan dari angka 16+8+4+2+1 = 31, sedangkan host yang kita butuhkan 41, maka kita harus menjumlahkan lagi dari angka 32+16+8+4+2+1 = 63 dan kita telah memenuhi syarat karena jumlah host yang diperlukan hanya 41.
Berarti kita meminjam 2 bit dari 8 bit yang ada untuk dijadikan sebagai network address. 2 bit itu adalah angka 128 dan 64. Jika kita jumlahkan hasilnya adalah 192.
Maka subnet untuk network ini adalah 255.255.255.192 atau kita bisa menuliskan 192.168.0.0/26
Ip Address :        192          168             0             0/26
                    110000000. 10101000. 00000000. 00000000
Netmask : 11111111. 11111111. 11111111. 11000000
                    255            255           255          192
Network Addess: 11000000. 10101000. 00000000. 00000000
                                 192         168             0               0
Broadcast Address: 11000000. 10101000. 00000000. 11111111
                                   192            168             0            255
Netmask : /26
Dan terbEntuklah 4 ruangan

Network Address           Range host(62 host dalam satu ruangan)       Broacdcast Address
192.168.0.0                              192.168.0.1 - 192.168.0.62                    192.168.0.63
192.168.0.64                             192.168.0.65-192.168.0.126                  192.168.0.127
192.168.0.128                           192.168.0.129-192.168.0.190                192.168.0.191
192.168.0.192                           192.168.0.193-192.168.0.254                192.168.0.255

Jaringan Komputer dan Komunikasi Data 7

Dinamic Routing
Routing dinamis merupakan routing protocol digunakan untuk menemukan network serta untuk melakukan update routing table pada router. Routing dinamis ini lebih mudah daripada menggunakan routing statis dan default, akan tetapi ada yang perbedaan dalam proses-proses di CPUrouter dan penggunaan bandwidth dari link jaringan.
Routing protocol adalah komunikasi antara router-router. Routing protocol mengijinkan routerrouter untuk sharing informasi tentang jaringan dan koneksi antar router. Routing Protocol adalah protocol yang digunakan dalam dynamic routing.
Secara umum, dynamic routing protocol terbagi atas tiga kategori: 
  1. Distance Vector, Distance vector berarti bahwa routing protocol ini dalam menetapkan jalur terbaik (the best path) hanya melibatkan jumlah hop saja (hop count) untuk me-route paket data dari satu alamat network ke alamat network tujuan. Routing protocol ini tidak bisa menganalisis bandwidth. Yang tergolong kategori ini antara lain RIPv1, RIPv2, dan IGRP (Interior Gateway Routing Protocol). Secara umum, yang tergolong dalam kategori ini adalah routing protocol klasik.
  1. Link-state, Link-state merupakan routing protocol yang lebih modern dibanding distance vector. Routing protocol ini selain melibatkan hop count juga melibatkan kapasitas bandwidth jaringan, serta parameter-parameter lain dalam menentukan the best path-nya dalam aktivitas routing. Contohnya adalah Open Shortest Path First (OSPF).
  1. HybridKategori ini hadir setelah Cisco System membuat routing protocol EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) yang merupakan pengembangan dari IGRP klasik yang bersifat open standar. EIGRP cisco ini bersifat proprietary, hanya akan berfungsi optimal jika seluruh device router yang digunakan bermerk cisco. Kategori ini diklaim memiliki kelebihan yang ada baik pada Distance Vector dan juga Link-State. 
Ada beberapa routing dinamic untuk IP, dibawah ini adalah dinamik routing yang sering digunakan :
1. RIP
      RIP : Routing Information Protocol. Distance vector protocol – merawat daftar jarak tempuh ke network-network lain berdasarkan jumlah hop, yakni jumlah router yang harus lalui oleh paket-paket untuk mencapai address tujuan. RIP dibatasi hanya sampai  15 hop. Broadcast di-update dalam setiap 30 detik untuk semua RIP router guna menjaga integritas. RIP cocok dimplementasikan untuk jaringan kecil.
RIP mengirim routing table yang lengkap ke semua interface yang aktif setiap 30 detik. RIP hanya menggunakan jumlah hop untuk menentukan  cara terbaik ke sebuah network remote,  tetapi RIP secara default memiliki sebuah nilai jumlah hop maksimum yg diizinkan, yaitu 15, berarti nilai 16 tidak terjangkau (unreachable). RIP bekerja baik pada jaringan kecil, tetapi RIP tidak efisien pada jaringan besar dengan link WAN atau jaringan yang menggunakan banyak router.
RIP v1 menggunakan clasfull routing, yang berarti semua alat di jaringan harus menggunkan subnet mask yang sama. Ini karena RIP v1 tidak mengirim update dengan informasi subnet mask di dalamnya. RIP v2 menyediakan sesuatu yang disebut prefix routing, dan bisa mengirim informasi subnet mask bersama dengan update-update dari route. Ini disebut classless routing.
Rip terbagi 2  yaitu:
  •  rip versi 1 merupakan bagian dari distance vektor yang mencari hop terpendek atau router terbaik,rip versi 1 juga merupakan class pul routing.
  •  rip versi 2 merupakan bagian dari distance vektor yang mencari hop terpendek atau router
    \erbaik,rip versi2 juga merupakan class listrouting.

Jaringan Komputer dan Komunikasi Data 6

Static Routing dan Dynamic Routing

Static Routing
Sebuah router dengan tabel routing dikonfigurasi secara manual dikenal sebagai router statis. Seorang administrator jaringan, dengan pengetahuan tentang topologi jaringan internet, secara manual membangun dan memperbarui tabel routing, pemrograman semua rute di tabel routing. Static router dapat bekerja dengan baik untuk internetwork kecil tetapi tidak baik untuk skala besar atau berubah secara dinamis internetwork karena administrasi manual mereka.
Router statis kesalahan tidak toleran. Seumur hidup dari rute statis dikonfigurasi secara manual adalah tidak terbatas dan, karena itu, router statis tidak masuk akal dan pulih dari mereguk router atau link tumbang. Sebuah contoh yang baik dari router statis adalah multihomed komputer yang menjalankan Windows 2000 (komputer dengan beberapa kartu antarmuka jaringan). Creating a static IP router with Windows 2000 is as simple as installing multiple networkinterface cards, configuring TCP/IP, and enabling IP routing. Membuat router IP statis dengan Windows 2000 adalah yang sederhana seperti menginstal beberapa kartu antarmuka jaringan, mengkonfigurasi TCP / IP, dan memungkinkan IP routing.

Dynamic Routing
Sebuah router yang dikonfigurasi secara dinamis tabel routing dikenal sebagai router dinamis. Dynamic routing terdiri dari tabel routing yang dibangun dan dipelihara secara otomatis melalui komunikasi yang berkelanjutan antara router. Komunikasi ini difasilitasi oleh sebuah routing protocol, serangkaian periodik atau on-demand routing pesan yang berisi informasi yang dipertukarkan antara router. Kecuali untuk konfigurasi awal mereka, router dinamis memerlukan sedikit pemeliharaan, dan karena itu dapat internetwork skala yang lebih besar. Kesalahan routing dinamis toleran. Dinamis rute belajar dari router lain memiliki hidup yang terbatas. Jika sebuah router atau link turun, router merasakan perubahan dalam topologi jaringan internet melalui berakhirnya masa hidup belajar rute dalam tabel routing. Perubahan ini kemudian dapat disebarkan ke router lain sehingga semua router pada internetwork menyadari topologi internetwork baru.Kemampuan untuk skala dan pulih dari internetwork kesalahan routing dinamis membuat pilihan yang lebih baik untuk menengah, besar, dan sangat besar internetwork.
Sebuah contoh yang baik dari sebuah router dinamis komputer dengan Windows 2000 Server dan Routing dan Remote Layanan Akses menjalankan Routing Information Protocol (RIP) dan Open Shortest Path First (OSPF) routing protokol RIP untuk IP dan IPX.
Perbedaan Static Routing dan Dynamic Routing
Pada dasarnya perbedaan antara routing statis dengan routing dinamis adalah cara mengenalkan alamat networknya.
     1.    Routing dinamis pada prinsipnya hanya mengenalkan network yang berhubungan dengan router yang bersangkutan (tanpa mengetahui subnet masknya). Sedangkan Routing Statis harus mengenalkan setiap alamat pada setiap network yang ingin dituju, jadi harus tahu semua alamat network yang ingin dituju. Semakin luas jaringannya, maka table routenya pun semakin banyak dan lebih rumit dibandingkan dengan Routing Dinamis.
    2.    Routing Dinamis sangat cocok untuk topologi jaringan yang lingkupnya besar (terhubung ke banyak network).
Sedangkan routing statis cocok untuk topologi jaringan yang simple.

Kelebihan dan Kekurangan Masing-Masing Routing

Kelebihan Routing Statis
     1.    Beban kerja router terbilang lebih ringan dibandingkan dengan routing dinamis. Karena pada saat konfigurasi router hanya mengupdate sekali saja ip table yang ada.
   2.    Pengiriman paket data lebih cepat karena jalur atau rute sudah di ketahui terlebih dahulu.
     3.    Deteksi dan isolasi kesalahan pada topologi jaringan lebih mudah
Kekurangan Routing Statis 
     1.    Harus tahu semua alamat network yang akan dituju besertasubnet mask dan next hoopnya (gateway nya)
Kelebihan Routing Dinamis
      1.    Hanya mengenalkan alamat network yang terhubung langsung dengan routernya.
      2.    Tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada.
   3.    Bila terjadi penambahan suatu network baru tidak perlu semua router mengkonfigurasi. Hanya router-router yang berkaitan.
Kekurangan Routing Dinamis
     1.    Beban kerja router lebih berat karena selalu memperbarui ip table pada tiap waktu tertentu.
    2.    Kecepatan pengenalan network terbilang lama karena router membroadcast ke semua router hingga ada yang cocok.
    3.    Setelah konfigurasi harus menunggu beberapa saat agar setiap router mendapat semua Alamat IP yang ada.
    4.    Susah melacak permasalahan pada suatu topologi jaringan lingkup besar

Rabu, 16 Juli 2014

Jaringan Komputer dan Komunikasi Data 5

Alamat IP versi 6

Alamat IP versi 6 (sering disebut sebagai alamat IPv6) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakanprotokol Internet versi 6Panjang totalnya adalah 128-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 2128=3,4 x 1038 host komputer di seluruh dunia. Contoh alamat IPv6 adalah  21da:00d3:0000:2f3b:02aa:00ff: fe28:9c5aBerbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total alamat yang dapat dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat), alamat IPv6 memiliki panjang 128-bit. IPv4, meskipun total alamatnya mencapai 4 miliar, pada kenyataannya tidak sampai 4 miliar alamat, karena ada beberapa limitasi, sehingga implementasinya saat ini hanya mencapai beberapa ratus juta saja. IPv6, yang memiliki panjang 128-bit, memiliki total alamat yang mungkin hingga 2128=3,4 x 1038 alamat. Total alamat yang sangat besar ini bertujuan untuk menyediakan ruang alamat yang tidak akan habis (hingga beberapa masa ke depan), dan membentuk infrastruktur routing yang disusun secara hierarkis, sehingga mengurangi kompleksitas proses routing dan tabel routing.
Sama seperti halnya IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya DHCPv6 Server sebagai pengelola alamat. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic address dan static address, maka dalam IPv6, konfigurasi alamat dengan menggunakan DHCP Server dinamakan dengan stateful address configuration, sementara jika konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP Server dinamakan dengan stateless address configuration.
Seperti halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (high-order bit) sebagai alamat jaringan sementara bit-bit pada tingkat rendah (low-order bit) sebagai alamathost, dalam IPv6 juga terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit-bit pada tingkat tinggi akan digunakan sebagai tanda pengenal jenis alamat IPv6, yang disebut dengan Format Prefix (FP). Dalam IPv6, tidak ada subnet mask, yang ada hanyalah Format Prefix.

Jaringan Komputer dan Komunikasi Data 4

Subnetting IP Versi 4

Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia, jumlah host tersebut didapatkan dari 256 (didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4(karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai maksimal dari alamat IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai dihitung dari nol sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah 256x256x256x256=4.294.967.296 host. sehingga bila host yang ada diseluruh dunia melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau IPv6.
Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
·         Alamat Unicast, merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah internetwork IP. Alamat Unicast digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one.
·         Alamat Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone.
·         Alamat Multicast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many.

1.      Representasi Alamat
Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Dalam beberapa buku referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0 hingga 255 (meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian nilai).
Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:
·         Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada. Template:BrSemua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network identifier yang sama. Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah internetwork. Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255.
·         Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier di mana ia berada.

Jaringan Komputer dan Komunikasi Data 3

IP Address

IP address adalah alamat identifikasi komputer/host yang berada didalam jaringan. Dengan adanya IP address maka data yang dikirimkan oleh host/komputer pengirim dapat dikirimkan lewat protokol TCP/IP hingga sampai ke host/komputer yang dituju. Setiap komputer/host memiliki IP address yang unik sehingga dua komputer/host yang berbeda tidak boleh memiliki IP address yang sama dalam satu jaringan.

1. IP versi 4

IP Address merupakan pengenal yang digunakan umtuk memberi alamat pada tiap-tiap komputer dalam jaringan. Format IP address adalah bilangan 32 bit yang tiap 8 bitnya dipisahkan oleh tanda titik. Adapun format IP Address dapat berupa bentuk ‘biner’ (xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx dengan x merupakan bilangan biner). Atau dengan bentuk empat bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh titik  bentuk ini dikenal dengan ‘dotted decimal’ (xxx.xxx.xxx.xxx adapun xxx merupakan nilai dari satu oktet/delapan bit).
           
Sebelumnya dikenal cara-cara pembagian IP Address, dimana IP address (yang berjumlah sekitar 4 milyar) dibagi kedalam lima kelas yakni:
            
Kelas A
Format             : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
Bit pertama     : 0
Panjang NetID   : 8  bit
Panjang HostID : 24 bit
Byte pertama  : 0-127
Jumlah            : 126 Kelas A (0 dan 127 dicadangkan)
Range IP          : 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
Jumlah IP        : 16.777.214 IP Address pada setiap Kelas A
Dekripsi           : Diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang besar

Kelas B
Format             : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh
Bit pertama     : 10
Panjang NetID    : 16 bit
Panjang HostID  : 16 bit
Byte pertama  : 128-191
Jumlah            : 16.384 Kelas B
Range IP          : 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx
Jumlah IP        : 65.532 IP Address pada setiap Kelas B
Deskripsi         : Dialokasikan untuk jaringan besar dan sedang


Kelas C
Format             : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
Bit pertama     : 110
Panjang NetID   : 24 bit
Panjang HostID : 8 bit
Byte pertama  : 192-223
Jumlah            : 2.097.152 Kelas C
Range IP          : 1.xxx.xxx.xxx sampai 223.255.255.xxx
Jumlah IP        : 254 IP Address pada setiap Kelas C
Deskripsi         : Digunakan untuk jaringan berukuran kecil

Kelas D
Format             : 1110mmmm.mmmmmmm. mmmmmmm. mmmmmmm
Bit pertama     : 1110
Bit multicast   : 28 bit
Byte inisial      : 224-247
Deskripsi         : Kelas D digunakan untuk keperluan IP multicasting (RFC 1112)

Kelas E
Format             : 1111rrrr.rrrrrrrr. rrrrrrrr. rrrrrrrr
Bit pertama     : 1111
Bit cadangan  : 28 bit
Byte inisial      : 248-255
Deskripsi         : Kelas E dicadangkan untuk keperluan eksperimental.

Jaringan Komputer dan Komunikasi Data 2

OSI 7 Layer

1. Pengertian OSI 7 Layer

Model Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh InternationalOrganization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur  bagaimana proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan. Standard inidikembangkan untuk industri komputer agar komputer dapat berkomunikasi pada jaringanyang berbeda secara efisien.Model Layer OSI dibagi dalam dua group: “upper layer” dan “lower layer”. “Upper layer” fokus pada applikasi pengguna dan bagaimana file direpresentasikan di komputer.Untuk Network Engineer, bagian utama yang menjadi perhatiannya adalah pada “lower layer”. Lower layer adalah intisari komunikasi data melalui jaringan aktual.Tujuan utama penggunaan model OSI adalah untuk membantu desainer jaringanmemahami fungsi dari tiap-tiap layer yang berhubungan dengan aliran komunikasi data.Termasuk jenis-jenis protoklol jaringan dan metode transmisi. Model dibagi menjadi 7layer, dengan karakteristik dan fungsinya masing-masing. Tiap layer harus dapat berkomunikasi dengan layer di atasnya maupun dibawahnya secara langsung melalui serentetan protokol dan standard
  
2. Sejarah singkat model Osi7 Layer

Dahulu pada era 70-an, banyak perusahaan software yang membuat System Network Architektur (SNA), yang antara lain IBM, Digital, Sperry, burough dsb.
Tentunya masing-masing perusahaan tersebut membuat aturan-aturan, sendiri yang satu sama lain tidak sama, misalkan IBM mengembangkan SNA yang hanya memenuhi kebutuhan komputer-komputer menggunakan SNA produk IBM ingin dihubungkan dengan SNA produk digital tentunya tidak bisa, hal ini disebabkan protokolnya tidak sama . Analoginya, misalkan anda berbicara dengan bahasa Jawa, tentunya akan dimengerti pula orang lain yang juga bisa berbahasa Jawa, misalkan anda berbicara dengan orang sunda, apakah bahasa anda dapat diterima oleh orang tersebut?? tentunya tidak? masalah ini bisa diselesaikan jika anda berbicara menggunakan bahasa standar yang tentunya bisa dimengerti lawan bicara anda.
Menghadapi kenyataan oini, kemudian The International Standard Organization (ISO) pada sekitar tahun 1980-an, meluncurkan sebuah standar model referensi  yang berisi cara kerja serangkaian protokol SNA. model referensi ini selanjutnya dinamakan Open System Interconnection (OSI).
Model Referensi OSI terdiri dari 7 buah bagian / layer yang masing-masing layer mempunyai tugas sendiri-sendiri. dikarenakan OSI terdiri dari 7 macam layer, maka model referensi OSI seringkali disebut OSI 7 Layer.